Senin, 22 Oktober 2012

PERTANIAN ORGANIK DAN PELUANGNYA


Pertanian organik: teknik dan peluangnya

Di dunia yang penuh dengan polusi ini, pertanian organik perlu untuk diterapkan secara luas. Pertanian organik selain baik bagi kesehatan dan ramah sosial, juga tidak merusak lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia, pupuk buatan, dan rekayasa genetik.
Pertanian organik secara teoritis sangat baik bagi lingkungan. Praktiknya yang ramah bagi lingkungan sangat baik diterapkan secara massal. Dari segi energi, pertanian organik juga turut berperan dalam penurunan emisi terutama CO2, CH4, dan N2O. Dari segi sosial kemasyarakatan, pertanian organik mempunyai dasar pemikiran yakni mendukung kearifan lokal seperti pengetahuan pertanian petani adat dan lokal.
Dari segi ekonomi pun pertanian organik ternyata mempunyai peluang yang besar untuk berkembang. FAO memprediksikan, pasar global pangan organik yang tahun 2006 mencapai nilai US $ 40 miliar diperkirakan akan mencapai US $ 70 miliar tahun 2012. Walaupun di tingkat nasional pasar pertanian organik masih didominasi oleh masyarakat menengah ke atas, peluang pertanian organik tidak dapat diabaikan begitu saja dan perlu diterapkan secara massal mengingat kebaikannya bagi aspek lingkungan dan sosial kemasyarakatan.

Prinsip pertanian organik
Pertanian organik adalah  sistem  manajemen  yang holistik melalui promosi dan peningkatan pendekatan sistem pertanian berwawasan kesehatan lingkungan, termasuk biodiversitas, siklus biologi, dan aktivitas biologis tanah. Pertanian ini menekankan pada praktik manajemen yang memilih secara sadar bahan yang aman bagi lingkungan dan menyesuaikan dengan kondisi lokalitas (FAO, 1999).
Pertanian organik bukanlah metode yang baru. Sejak awal teknologi pertanian diterapkan oleh manusia, metode yang digunakan adalah sama dengan organik dan menggunakan bahan bahan alamiah yang ramah lingkungan. Walaupun menggunakan prinsip ramah lingkungan, pertanian organik menggunakan teknologi modern dalam teknik bercocok tanam, penyediaan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit, serta manajemen yang baik untuk menunjang kesuksesan pertanian organik.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) telah menetapkan empat penilaian pertanian yang dapat dikategorikan organik, yakni:
  1. Disain rotasi lahan
    • Menggunakan tanaman yang bervariasi
    • Mengutamakan tumbuhan yang hijau dalam rotasi tanaman
    • Menggunakan pembatas tanaman dan menghindari kosongnya lahan
    • Meningkatkan produktivitas tanaman
    • Mengatur rotasi tanaman pertanian organik untuk mengkondisikan tanah agar memproduksi unsur hara dengan alami
  2. Manajemen pemupukan
    • Meningkatkan efisiensi penggunaan nitrogen (N2O)
    • Menyesuaikan penggunaan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman
    • Menggunakan pupuk dengan daya larut yang lambat
    • Menggunakan nitrogen ketika pemahaman mengenai tanaman sudah jelas
    • Menempatkan nitrogen ke dalam tanah untuk meningkatkan aksesibilitas
    • Menghindarkan penggunaan nitrogen secara berlebih
  3. Manajemen persediaan dan peningkatan ketersediaan lahan
    • Mengurangi emisi
    • Menanam tumbuhan yang mempunyai akar yang dalam untuk produksi utama.
    • Menggunakan tanaman legum (kacang polong-polongan) ke dalam lahan untuk mengembalikan sisa panen ke dalam tanah
    • Mencegah emisi metana dari timbunan pupuk
    • Memanfaatkan biogas
    • Menggunakan pupuk kompos
  4. Pemeliharaan tanah yang subur dan pemulihan lahan yang rusak
    • menumbuhkan tumbuh-tumbuhan
    • menggunakan pupuk kompos, hijau, dan kandang
    • menghentikan erosi lahan dan penumpukan karbon melalui teknik konservasi lahan seperti teknik terrasering
    • menggunakan sisa hasil panen untuk menutup tanah
    • menghemat penggunaan air
    • mengisolasi CO2 dengan meningkatkan materi organik bagi tanah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar