Rabu, 10 Oktober 2012

TANAMAN PELINDUNG


LAMTORO
Lamtoro (Leucaena leucocephala) atau disebut juga petai cina adalah sejenis perdu dari suku Leguminosae (polong-polongan). Lamtoro Gung berasal dari Meksiko dan Amerika tropis lainnya.
Benihnya kemudian dibawa oleh penjajah Spanyol ke Filipina pada abad 16 dan dari Filipina, Lamtoro Gung menyebar ke pelbagai belahan dunia.
Tanaman lamtoro dapat tumbuh tinggi dengan tajuk yang lebar, sehingga sangat cocok dengan salah satu fungsinya sebagai tanaman pelindung. Daun lamtoro merupakan daun majemuk dengan ukuran yang kecil dan jumlah yang banyak. Nama ilmiahnya, leucocephala yang bila diterjemahkan secara bebas berarti berkepala putih (leu=putih; cephala=kepala), mengacu kepada bongkol-bongkol bunganya yang berwarna keputihan. Buah lamtoro atau polongnya banyak dimanfaatkan untuk masakan maupun obat.

Lamtoro adalah salah satu jenis polong-polongan yang dianggap serbaguna. Lamtoro telah sejak lama digunakan sebagai pohon penaung di perkebunan kopi dan kakao serta sebagai rambatan hidup bagi tanaman-tanaman merambat seperti lada dan panili. Sebagai salah satu jenis polong-polongan, daun lamtoro mengandung nitrogen dengan kadar relatif tinggi sehingga baik digunakan sebagai pupuk hijau. Daun lamtoro berprotein tinggi dan sering digunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Daun, bunga dan biji lamtoro juga dapat dipergunakan sebagai pakan ikan, baik dalam keadaan segar maupun setelah diolah lebih lanjut.
 Pola daun tanaman ini merupakan model untuk pola kebun buah di Taman Wisata Mekarsari (TWM), sehingga tanaman ini dapat ditemukan di hampir seluruh areal TWM. Lokasi di mana tanaman ini banyak ditemukan antara lain Saung Adem (Wahana Kebun Melon), areal Kebun Sirsak, Areal Kebun Blok D, Areal Danau, dan masih banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar